Search

Days in Our Lives,,,

hari hari belajar kami,,,

Tag

belajar

“Berusaha” Belajar Astronomi,,,

Kok berusaha,,,?? Iya,,, Azzam mesti berusaha,,, Halnya sepele cuma karena bundanya ngga mau jawab pertanyaan Azzam ,  “Bunda, Planet apa yang paling deket sama matahari,,,??”. 2 hari lalu Azzam tanya tapi bundanya ngga mau jawab,,,

Jawaban bunda cuma ngasih fasilitas Azzam nonton film ADI (Adventure in Space) sama buka webnya Astronomy For Kids – KidsAstronomy.com yang akhirnya alih alih cari apa Planet yang terdekat sama matahari, Azzam malah asik main games dan mewarnai di coloring pages nya,,, (biarin deh,, yang penting udah usaha buat cari jawaban dari keingintahuannya,,)

Akhirnya hari ini Azzam menggambar orbit planet yang mengelilingi matahari (bundanya sih yang nggambarin) dan dapet jawaban planet apa yang terdekat dari matahari yaitu MERKURIUS,, !!!! Alhamdulillah,,,

He he ,,, namanya juga belajar sambil main,, (Yang ini beneran loh,, karena Aktifitas belajarnya nyelip diantara aktifitas main mobil, menggambar, membangun, dan lain lain,, !!). Well it’s Ok bunda ngga pasang target Azzam harus hapal nama planet kok,, yang penting Azzam Seneng BELAJAR,,, dan bisa memanfaatkan sarana belajar apa aja,,

Yang surprised buat bunda malahan tadi sebelum tidur Azzam sempet cerita tentang ledakan SUPERNOVA,,, Waduh yang ini sih bundanya mesti konsentrasi ngasih jawaban,, Plus belajar dengan tekun,, (me-recall ingatan,,)

Begini nih serunya Home schooling,,, Azzamnya bisa belajar dengan leluasa (ngga terbatas grade ya Zam,,) dan bisa belajar bareng bareng,,,

Belajar Arabic Alphabet (Huruf Hijaiyah),,

Hari ini Azzam coba main main di Islamic website for kids Muslim ,, Azzam mainan puzzle, mainan Drag and match game Arabic Alphabet, Azzam juga mainan game A Journey through the Arabic Alphabet,, di game itu Azzam harus berjalan mengikuti bentuk huruf Hijaiah (perhuruf) di tengah jalan ada rintangan yang harus disingkirkan dengan cara menjawab pertanyaan sederhana seperti “Siapakan nama Ibu Rasulullah,,??” (dalam bahasa Inggris), “Apa sajakah rukun islam itu?”,” Apakah panggilan yang diberikan untuk orang Islam?” dll,,, Masih banyak sih halaman yang belum di explore, mudah mudahan besok bisa di explore lebih banyak,,,

Kelihatannya Azzam cukup seneng, Cara belajar yang baru mungkin ya,, (refresh dari membaca buku Iqro nya) Sebelumnya Azzam belajar pake alat bantu kartu dan buku Iqro for Kids keluaran ABC Al Mawardi November 2010 (kami beli di gramedia). Buku Iqronya sendiri ngga seperti buku Iqro kebanyakan, bukunya berwarna (walaupun ngga full color) ada suplemen latihan Menulis Al Qurannya (yang ini Azzam belum pake, karena belum bisa sama sekali) dan ada bonus kartu Hijaiyahnya (yang ini sering sekali Azzam pake untuk latihan) Continue reading “Belajar Arabic Alphabet (Huruf Hijaiyah),,”

Belajar di Pinggir Sungai Barito,,,

This slideshow requires JavaScript.

Tongkang Batubara dan Hukum Archimides,,,

Ayah mengajak Azzam (plus Bunda tentunya) ke pinggir Sungai Barito di belakang pabrik plywood, dekat Pelabuhan Trisakti (Ayah bilang Banjarmasin adalah kota Seribu Sungai),, Hari ini Azzam mau lihat kapal kapal Tugboat yang menarik tongkang batubara,,

Ayah dan Bunda ngobrol macem macem sama Azzam mulai dari kegunaan batubara sebagai salahsatu pembangkit Listrik sampai Hukum Archimides,,,

Buat hukum Archimides ini (salah tuh,, Hukumnya Alloh yang ciptakan, penemunya bapak Archimides) sudah sering di obrolin sama Azzam kalo Azzam lagi mandi apalagi kalo mandinya sambil bawa mainan perahu perahuan, botol plastik, mobil loader ‘DJ’ nya (terbuat dari besi) jadi Azzam sudah ngga asing lagi sama hukum “Tenggelam, Mengapung, Melayang (yang ini masih agak blur kali yaa, karena contoh yang bunda kasih belum banyak),,

Kalo tekanan kebawahnya lebih besar dari gaya dorong air keatas itu Tenggelam, kalo tekanan kebawahnya lebih kecil dari gaya dorong air keatas itu Mengapung,, Hampir setiap mandi atau waktu Azzam menemani bundanya nyuci (Azzamnya mainan), Azzam mengulang ulang prinsip prinsip hukul Tenggelam dan mengapungnya,, (masih imaginer kali yaa, namanya juga anak 3 tahun),, Bundanya sendiri sih sebenaernya ga punya terget apa apa (apa Azzam harus bisa hapal itu hukum,, atau bagaimana) Bunda cuma mau meng encourage Keingintahuan nya Azzam aja,,

Jadilah sekarang yang dibahas tentang Tongkang Batubara,,, kenapa tongkang batubara yang buerat buanget itu ga tenggelam,,,??? ya pada prinsipnya adalah disesuaikan dengan hukum terapung dan tenggelam,,, Azzam juga mengamati perbedaan antara tongkang kosong yang jalan disungai (ditarik tugboat) dan tongkang yang berisi batubara,, Permukaan dasar tongkang kosong lebih tinggi dibanding permukaan dasar tongkang yang ada batubaranya (kebetulan ada 2 tongkang yang berpapasan berlawanan arah dan Azzam bisa mengamati perbedaan keduanya dengan jelas)

Azzam juga sibuk mengamati kapal kapal yang lewat disungai (dari mulai kapal besar sampai perahu klotok utuk utuk,,,)

Mengamati Proses Bongkar Muat Peti Kemas,,,

Selain mengamati tongkang dan kapal kapal yang lewat sungai, Azzam juga mengamati Pekerjaan bongkar muat petikemas di Terminal Peti Kemas (TPK) Pelabuhan Sungai Trisakti Banjarmasin. (Dermaga tempat Pabrik Plywoodnya, tempat kami belajar, tepat disebelah TPK)

Azzam sibuk mengamati peti peti kemas yang diangkat dari kapal kapal pembawa keatas Terminal yang kemudian diturunkan ke Truk truk trailer,,, Azzam mengamati katrol katrol yang bergerak menaikkan dan menurunkan kontainer,,,

Kapal kapal yang belum bisa merapat ke dermaga untuk bongkar muat, harus melepas jangkar di tengah sungai sambil menunggu giliran untuk bisa bongkar muat,

Semoga proses belajar menggunakan seluruh panca indra dan pengalamanmu membekas sampai kau dewasa kelak, Nak ,,,

Mengamati Bapak Pemancing Udang,,

Di dekat dermaga ada Bapak dengan perahu kecil sedang memancing dan ada juga yang membawa jala,, Ayah bilang yang membawa banyak pancing itu pemancing udang (maksudnya tujuan utamanya mencari udang) walaupun kadang yang didapat sering juga ikan,,

Subhanalloh ya nak,, Alloh yang menetapkan rizqi bagi tiap tiap orang,,,

Belajar Tentang “Bandara”

Hari ini Azzam membaca Ensiklopedia “Baru” yang satu lagi, tentang Bandara,,, Masih melanjutkan apa yang dilihat kemarin, Azzam mencari informasi dari apa yang dilihatnya kemarin waktu melewati Bandara Syamsuddin Noor, tentang runway,,

Dari ensiklopedianya Azzam belajar mulai dari tiba dibandara, masuk ke terminal keberangkatan, check in, boarding, sampai pesawat tinggal landas,,, Di gambarkan pula persiapan persiapan yang dilakukan kru pesawat,,,

Sambil membaca pelan pelan (bukunya simple kok, Gambarnya tebih dominan dari tuliasnnya, jadi ngga boring buat anak anak) Azzam sibuk mengingat ingat pengalamannya waktu di Bandara (Sudah 3 Bandara loh,,), Apa saja yang dia temui di bandara dan proses seperti apa yang dilakukan di Bandara sebelum naik pesawat, di dalam pesawat dan setelah mendarat,,, Di ensiklopedi juga diceritakan proses setelah pesawat mendarat waktu berada di terminal kedatangan,,,

Journey to Liang Anggang and Martapura,,,

Masih cerita kemarin, Siangnya, Ayah ngajak jalan jalan (sambil ayah kerja) ke lokasi namanya Serra 2 dan Liang Anggang,,, Azzam melanjutkan “Belajar di Jalan”,, Di Mobil Azzam sibuk memperhatikan dan berkomentar tentang apa yang dilihat, Kontainer, mobil, awan, sambil ayahnya terus memberi stimulis dengan pertanyaan pertanyaan,,,  Karena agak mendung, Azzam distimulus buat cerita tentang terjadinya hujan,, lalu nyambung tentang banjir,, (Azzam menghubungkannya dengan banyak yang buang sampah dan tebang pohon sembarangan) Ayahnya menambahkan kalau di Banjarmasin, banjir juga bisa terjadi karena Air Sungai Pasang (Azzam juga sering lihat sih, kalo pas jalan jalan malam),, ayah juga cerita waktu ke Laas Kalimantan tengah, hutannya sudah samgat Gundul dan tidak di Tanam Ulang oleh Pe-loging, azzam nyambung tentang banyaknya Pohon yang ditebang untuk membuat Tissu dan kertas (Azzam sedang program pengurangan -reducing- pemakaian tissu dan penggunaan kembali -reusing- kertas),,

Azzam juga ngobrol tentang gempa Bumi (perbedaan ketahanan rumah batu dan rumah kayu),, bundanya nyambungin sama Pembangunan Rumah di wilayah kalimantan (Banjarmasin) yang tidak menggunakan beton sebagai pondasi, sebagian besar masyarakat Banjar menggunakan kayu Galam sebagai pondasi supaya tanahnya ngga ambles (memperkeras struktur tanah, karena tanahnya tanah gambut),,,

Saat melewati Bandara Syamsudin Noor, Azzam sibuk bertanya tentang Runway,, kenapa panjang, kenapa lurus, kenap,,, dan kenapa,,, sambil mengingat ingat waktu datang pertama kali di Banjarmasin dan dijemput Ayah di bandara,,, Karena belum membuka ensiklopedia “Bandara” nya,, Azzam bilang ,,”coba aku udah baca ensiklopedia Bandara ya,,”

Saat melewati Bandara Syamsudin Noor, Azzam sibuk bertanya tentang Runway,, kenapa panjang, kenapa lurus, kenapa,,, dan kenapa,,, sambil mengingat ingat waktu datang pertama kali di Banjarmasin dan dijemput Ayah di bandara,,, Karena belum membuka ensiklopedia “Bandara” nya,, Azzam bilang ,,”coba aku udah baca ensiklopedia Bandara ya,,

“Kami makan siang di rumah makan ayam Goreng (tapi ayam yang di goreng adalah anak ayam, bukan ayam dewasa),,

Sampai Martapura, Azzam diajak Ayahnya ke masjid Al Karomah (Masjid Agung) Martapura , Azzam sibuk lari lari di halaman Masjid,,,, dan kemudian lanjut ke tempat Penjualan Souvenir,,,!!!

Belajar Tematik “Pemadam Kebakaran”

Kemarin ngga bisa nulis sama sekali karena all day full,,,

Sesudah sholat Subuh dan berdoa, kemarin, azzam sudah bersiap siap dengan buku barunya yang malam sebelumnya ga sempat dibaca,,

Jadilah pagi itu kami belajar tematik tentang pemadan kebakaran (kenapa Pemadam kebakaran,,,??? Yang ini lagi lagi terinspirasi Film kesukaannya “Finley the Fire Engine,,,,,) Dari ensiklopedia mininya Azzam belajar tentang seluk beluk tugas petugas pemadam kebakaran antara lain,, menangani kebakaran di kota, membantu kecelakaan di jalan raya, menangani kebakaran di hutan, membantu penanganan gempa bumi dan ledakan,  bertugas dipegunungan, bertugas di air, bertugas dibandara,,

Dari ensiklopedia itu juga Azzam belajar tentang peralatan peralatan yang digunakan oleh petugas pemadam kebakaran,, Azzam juga membuka majalah Cars yang dia punya karena di majalah itu diceritakan tentang “bagian tubuh Red” Mobil pemadam kebakaran,, Azzam juga membuka kembali buku “Ensiklopedia Pertamaku, Ayo Lindungi Bumi Kita” karena disalah satu bagiannya diceritakan tentang Kejadian Kebakaran Hutan yang disebabkan oleh orang yang membuang punting rokok, mengadakan barbeque party atau membuang botol kaca  (yang kemudian bisa memantulkan panas matahari) saat kemarau,,,

Jadilah kami berdiskusi cukup banyak pagi kemarin,,, (walaupun ada beberapa hal yang kelihatannya agak berbeda dari kondisi petugas pemadam kebakaran Indonesia, karena Ensikloppedianya terjemahan Perancis)

Sesudah baca buku, Azzam belum mau mandi, dia masih mau “mbangun” katanya,,,kalii ini proyek bangunanya melibatkan mobil mobil anggota “pemadam kebakarannya”,,,!!! (maklum isi kepalanya masih seputar pemadam kebakaran)

Begini Rasanya Jadi Perantau,,,

Tak ada kesempatan atau tidak kebagian kesempatan untuk merubah nasib di kampung sendiri menjadi dasar yang umum terjadi untuk orang-orang pergi meninggalkan tanah kelahiran menuju daerah lain bahkan lintas negara demi mencari cara hidup yang mereka anggap layak, seperti jutaan srigala menyerbu kota besar sebab tempat asal serasa neraka.

Bisa jadi memang peluang yang sangat terbatas sehingga untuk menciptakan peluang itu hanya diambil dan dimiliki oleh segelintir orang yang punya akses kekuasaan, mungkin juga untuk sebagian  orang ada yang berani merubah cara hidupnya dari bergantung pada manusia untuk kembali hanya bergantung pada Sang Pemilk jiwa yang memang sudah sepantasnya, sehingga ketakutan menjalani peran hidup dapat diatasi dengan caranya sendiri sesuai dengan yang sudah digariskan.

Ketika tempat tujuan telah dipilih, jarak yang jauh pun telah ditempuh disitulah kisah ini berawal, segala prioritas kebutuhan menjadi sederet agenda yang terus memburu setiap perantau, dari bagaimana mencari kerja untuk mendapat penghasilan untuk tempat bernaung, sementara rasa lapar tak bisa ditahan dalam waktu yang lama, apa saja akan dilakukan apabila sudah berhadapan dengan urusan perut, klasik ,kuno, tapi inilah kenyataannya.

Keras memang jalan hidup yang sudah menjadi pilihan dan tau benar konsekuensi yang diterima, sabar menjadi penghilang dahaga, ikhtiar menjadi pengganjal lapar, do’a menjadi mimpi indah yang akan merubah nasib yang sedang dijalani.

Tak ada batas waktu untuk perantau menjalani hidupnya, kadang sampai nyawa ini terlepas dengan sendirinya.

Banjarmasin 06 januarai 2011 21;40 wita

“Sampan Kecil Kami”

Bismillahirrohmannirrohim…

Rumah dan Tangga, dua suku kata yang apa bila dipisah mempunyai makna arti yang berbeda. Rumah adalah sebuah bentuk yang fungsinya sebagai tempat bernaung dari panas dan hujan, sedangkan Tangga adalah sebuah alat untuk membantu agar bisa mencapai tempat tertentu yang lebih tinggi. Tetapi apa bila dua suku kata ini di gabungkan menjadi lain lagi arti dan maknanya. Rumah tangga diartikan seperti mencerminkan sebuah komunitas kecil yang terdiri dari manusia-manusia yang diawali oleh perasaan cinta lalu diikat oleh sebuah ikatan hati juga percampuran darah yang disebut keluarga. Di dalam Rumah tangga terbagi fungsi dari masing-masing anggotanya, ada Ayah, Ibu, dan anggota terkecilnya adalah Anak.

Seorang ayah akan menjadi “nahkoda” dalam mengarahkan kemana ‘sampan kecil ‘ ini akan berlayar dan menentukan tempat untuk berlabuh. Seorang ibu akan menjadi pendamping yang akan mengimbangi sang nahkoda dalam menentukan arah dan tujuan, dan sang anak menjadi penumpang setia yang akan selalu ikut serta kemana saja ‘sampan kecil ‘ ini berlayar tanpa perlu menanyakan kemana dan kapan akan berlabuh. Rumah tangga, ‘sampan kecil’, Ayah, Ibu, Anak, Nahkoda, Arah tujuan, Berlayar, Berlabuh, semua itu hanya contoh kecil nama lain dari keluarga dan kita semua pernah berada di posisi yang sama pada zaman dan waktu yang berbeda tentunya.

Perjalanan sebuah keluarga tidak semuanya berjalan sesuai rencana, karena ada faktor-faktor yang berada diluar kekuasaan manusia, juga bisa jadi karena perbedaan antara penentu kebijakan didalam keluarga itu sendiri. Sebelumnya seorang ayah sebagai kepala keluarga bebas menentukan arah untuk membawa ‘sampan kecilnya’ berlayar. Sedangkan seorang ibu bebas tidak dipaksa akan mendampingi ‘nahkoda’ atau memilih sebagai penumpang. Sementara seorang anak bebas untuk menikmati perjalanannya atau memilih sambil banyak bertanya kepada ‘sang nahkoda’ tentang arah tujuan ‘sampan kecil’ yang sedang dikendalikannya.

Uraian kisah diatas belum ditambah datangnya rintangan dalam perjalanan ‘sampan kecil’ tadi seperti,  angin, badai, ombak, kain layar yang sobek, tak ada kompas, lantai sampan yang bocor, dan masih banyak lagi kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi juga dapat ditemui. Lalu bagaimana seorang ayah, ibu dan anak menghadapi segala rintangan yang pasti datang menerpa ‘sampan kecilnya’ agar tidak karam,,,? Kita semua pasti punya cara dan jawaban sendiri bila kita berada pada kondisi dan posisi seperti diatas, tentu cara kami juga akan berbeda bila kondisi tersebut sedang menerpa ‘sampan kecil’ kami.

Semua yang telah menjadi bagian dari komunitas kecil dalam keluarga tadi hendaknya sudah saling mengenal satu sama lain. Seorang suami kenal betul siapa yang menjadi istrinya, seorang ayah akan mengenali siapa anaknya, tentu bukan sekedar kenal secara fisik tetapi mengenal lebih dalam apa yang menjadi karakter dasar dari anggota komunitas kecil ini. Ketika semua sudah belajar saling mengenal, bisa dipastikan kepercayaan itu akan timbul dengan sendirinya, tinggal bagaimana kita bisa pandai merawat kepercayaan yang ada pada masing-masing anggota keluarga.

Pastinya kita yang lebih tau kelebihan dan kekurangan anggota keluarga kita, kita juga yang lebih tau akan memberikan pendidikan seperti apa pada anak-anak kita, dan kita yang lebih tau akan dibentuk seperti apa keluarga kita, bukan orang lain…! Oleh karena itu kami sekarang sedang dalam fase belajar untuk menjadi orangtua. Belajar mengenali dan memahami fungsi kami sebagai manusia dewasa yang juga sekaligussebagai orangtua.

Belajar bukan hanya hak untuk anak semata tetapi kami juga membutuhkan pembelajaran untuk menjadi orangtua yang dapat menjadikan anak-anaknya bahagia secara lahir dan batin tanpa memaksa akan dibentuk seperti apa asset masa depan keluarga kami ini. Karena kami pernah ada dalam kisah yang lewat menjadi seorang anak dan memiliki orangtua, kini giliran kami yang ada pada posisi itu, dan ternyata tidak mudah untuk kami menjalankan peran sebagai orangtua.

Akhirnya penutup coretan kisah ini, do’akan kami agar kami dapat terus belajar dan terus belajar bersama-sama keluarga kecil kami tentang apa saja, dimana saja dengan sadar agar dapat bernilai manfaat setidaknya untuk anak-anak kami juga sebagai pertanggung jawaban kami di hadapan “Sang Pencipta”, dan kami sebagai orangtua yang baru belajar ini memohon do’a kelak anak-anak kami juga dapat belajar menjalankan perannya pada zaman yang pasti berbeda sebagai orangtua untuk keluarganya sendiri suatu saat nanti.

Banjarmasin 26 Februari 2011

Azzam dan Belajar Membaca,,,

Alhamdulillah, segala puji Bagi Alloh yang menghadiahkan Azzam untuk kami,,,Untuk anak yang lahir premature dan BBLR, perkembangan Azzam bisa mengikuti perkembangan anak seusianya bahkan mungkin lebih cepat,,,,

Di usianya yang ke 3 Azzam sudah bisa membaca 2 suku kata seperti  BU KU, TO PI, KA CA, CU CI, dll. Prosesnya tidak ada yang luar biasa,,, Sama mungkin seperti ibu ibu lain, aku suka bernyanyi, Alphabet song,, A B C D E F G,,,,,,, Azzam ngga suka mengikuti bundanya, azzam hanya diam dan menyimak, sampai satu hari bundanya dibuat terkejut (kira kira a year and couple month ago, ga inget lg pastinya kapan), Azzam bisa nyanyi alphabetical song dari A sampai Z dengan benar, aku surprised banget, mulai dari situ Azzam dikenalkan menulis huruf (ayahnya buatin tempelan huruf abjad disamping tempat tidurnya), relative ga terlalu susah karena Azzam suka menggambar (jadi kelihatannya tangannya sudah terlatih dan azzm juga sudah bisa memegang pensil dengan benar – yang ini ayahnya yang ngajarin- bundanya bahkan ga tau, kok tiba tiba azzam sudah bisa pegang pensil dengan benar)

Setiap selesai menggambar, Azzam diminta menamai hasil gambarnya (dengan cara mendikte huruf apa yang harus dia tulis) mula mula hanya menulis nama A Z Z A M,,, A Y A H,,, B U N D A,,, terus lanjut dengan mendikte kata kata yang lebih komleks misalnya MOBIL KIJANG ,,,,Hasilnya Subhannalloh –seluruh kemudahan adalah rizqi dari Alloh- Azzam bisa melatih tangannya dengan cepat untuk menulis (walaupun untuk beberapa huruf masih belum baik bentuknya)

Kami juga memakai visual method untuk Stimulasi menulis dan membaca Azzam. Kami menggunakan alat bantu vcd Brainy Baby untuk mengenal Alphabet, Number and Shape (Karena menurutku Azzam itu tipe visual banget,,,)

Setelah itu kami meningkatkan stimulasi, ayahnya kemudian menuliskan di selembar kertas besar 2 suku kata BA, BI, BU, BE, BO, CA, CI, CU, CE, CO, dst ,,, yang ditempel di tembok menggantikan tempelan huruf abjadnya,,, Well, it’s  works…!!! Azzam berlatih membaca tiap sebelum tidur,,,,

Azzam juga belajar membaca 2 suku kata dibantu dengan Alat Peraga membaca untuk play group (seperti buku puzzle dari bahan semi karet yang bisa dibongkar pasang) keluaran BIP Gramedia,,,

Sekarang Azzam mulai diperkenalkan dengan membaca kalimat sederhana (2 – 3 kata) karena Azzam suka membaca apaaa aja,,,mulai papan reklame di jalan sampai Koran Koran ayahnya,,,,

Good work son,,,,  Semoga semangat belajarmu bisa terjaga,,,, Aaamiin,,,,

Sarana Mencatat Proses Belajar Keluarga Kami

Alhamdulillah selesai juga, eh belum deh, tapi minimal udah bisa diisi dan siap launch. Blog ini hadiah Maret buat  2 LELAKIKU, Suamiku (11 Maret) dan Anakku (21 Maret) tercinta…

Kami memang memutuskan untuk melakukan Home Education sebagai sarana Pembelajaran Azzam dan juga kami tentunya dua orang tuanya…

Kenapa Home education??Karena cara itulah yang kami anggap sesuai dengan NILAI KELUARGA. Kami berharap dengan HE kami bisa berproses bersama..

Segala Puji Bagi Alloh yang memudahkan dan menghadiahi kami dengan hadiah hadiah yang Luar biasa yang tepat pada waktunya…

Dulu, jauh sebelum menikah, aku sudah memilih HE sebagai pilihan yang akan aku lakukan jika kelak Alloh mempercayakan aku untuk menjadi ibu dan bisa mendidik anakku. Setelah pelajaran hidup yang aku dan abang lewati, Alloh sampaikanlah kami (sekarang plus Azzam) pada hari ini, dengan segala Rizqi dan kemudahan yang Alloh berikan.

YA ROBBANA, izinkan Kami untuk terus Saling Mencintai sampai Engkau memanggil Kami Bersama, Izinkan kami Belajar, Tumbuh dan Berkembang Bersama dalam Cinta Pada Mu… Aamiin Ya Robbal ‘alamiin..

Belajar Menjadi Orang Tua adalah Anugerah,,,

Monday, 2/21/2011 10:12:50 AM

Lima tahun yang lalu aku ada dalam fase membayangkan bagaimana harus menempatkan diri sebagai Ibu… bagaimana aku harus mendidik anakku.. dan mengelola pilihanku..

Di titik itu aku sadar bahwa aku harus belajar dan tidak boleh menjadi ibu apa adanya, karena menjadi ibu adalah Anugerah dan bukan hanya sekedar menjalankan “Takdir kodrati”…

Hari ini aku sadar bahwa Alloh membukakan Pintu Pintu belajar  dari segala Arah…

Aku harus mulai menyusun satu persatu tentang apa saja yang mau aku pelajari bersama sama dengan keluarga kecil ku ini, nilai apa yang akan ditanam dan dipupuk agar benar benar terinternalisasi menjadi Nilai Keluarga

Belajar adalah Kesenangan dan bukan  Paksaan,,,

Hari ini dengan meriview apa saja yang sudah dicapai Azzam, aku juga harus meriview apa saja yang sudah aku dan abang capai…

Azzam sudah bisa membaca, sedang giat belajar matematika dan berinteraksi dengan computer, dunia virtual, sedang menghafal dan belajar membaca Al Quran, ditengah kegiatan BELAJAR lain yang dia lakukan (meng organized  kegiatan sehari hari bobo, sholat, maem, mandi, berdoa di setiap kegiatan dan main)

>>Apakah semua sudah dilakukan dengan Tanpa Paksaan…?

Mengajarkan Hakikat Belajar bukan Doktrinasi,,,

Ada nilai nilai yang harus terus dipupuk, pertama  yang melandasi semua hal adalah keinginan untuk dicintai dan di pelihara Alloh, dari nilai itulah maka akan lahir nilai-nilai belajar yang lainnya…

Sholat, berdoa , membaca Quran, menghafal Quran adalah karena kita membutuhkan untuk dicintai dan dipelihara Alloh bukan karena kita diharuskan maka ketika Nilai ini tertanam, kita akan melakukannya dengan Ringan..

Belajar pelajaran apapun hakikatnya adalah karena kita ingin menjadi baik didunia dan di akhirat dan itupun agar kita dicintai dan dipelihara Alloh bukan semata mata karena “tuntutan supaya bisa berhasil” atau “kebanggan didunia”,  maka ketika nilai ini kembali tertanam kita akan belajar apapun dengan ringan…

Memberi Stimulus bukan Mentargetkan Hasil,,,

Kuncinya adalah mencintai apa adanya dan ini berlaku umum buat Azzam, Abang termasuk Aku. Jika yang ingin ditanam adalah kecintaan terhadap belajar, maka proses belajar adalah hal terpenting yang harus dihargai…

Setiap diri kita membawa rizki kebaikan dari Alloh maka prosesnya adalah Drawing Out bukan Pouring In, oleh karena itu setiap Stimulasi harus didasari cinta bukan mentargetkan hasil…

Nilai ini harus terus di pupuk supaya kita bisa tumbuh dan berkembang bersama dan bisa belajar dengan bahagia

Blog at WordPress.com.

Up ↑