Sebenernya muwashofat ini sudah dibuat sebelum ayah dan bunda menyusun kurikulum berdasarkan Qur’an dan hadits,, Muwashofat ini semula dibuat sederhana (hanya sebagai guideline, karena bundanya merasa perlu arah) dan tidak diniatkan punya waktu khusus sebagai target,,

Pada waktu membuat catatan seperti ini

    1. Aqidah: Mengenal Alloh, Mengenal Rasulullah, mengenal AlQuran
    2. Ibadah: Sholat. Menghafal Al Quran: Al fatihah, Al Ikhlas, Al Falaq, An Naas, Menghafal Doa,  Mengenal dasar membaca Quran (Iqro)
    3. Akhlaq/ kebiasaan baik: Berdoa sebelum aktivitas, berinfaq,  merapikan mainan setelah bermain, membuang sampah ditempatnya, membantu waktu diminta dan atau menawarkan bantuan
    4. Kemandirian: Bisa tidur sendiri, ketoilet dan pake baju sendiri, makan sendiri.
    5. Sosialisasi: Terbisa bilang “terima kasih”, “tolong”, meminta maaf (bersikap baik pada orang lain), cium tangan pada orang tua, mengucapkan salam, memperkenalkan diri sendiri (konsep aku)
    6. Membaca: Mengenal alphabet, merangkai suku kata, membaca kata, membaca kalimat.
    7. Matematika: Mengenal simbol angka, mengenal konsep jumlah, menjumlah dan mengurangi, membaca jam, mengenal nilai uang
    8. English: Face, body, color, house, etc
    9. Science and Concept: konsep pagi, siang, sore, Nama Hari, Nama Bulan
    10. Motorik Kasar: Lari, Lompat satu kaki, lempar dan nendang bola, BERENANG
    11. Motorik halus: Mewarnai dan menggambar, Menggunting dan mengelem, menggambar bentuk khusus, menulis

sama sekali ngga punya time line,, Dengan sadar Ayah dan Bunda hanya berusaha menstimulus Azzam dan berusaha memaksimalkan potensi yang sudah Alloh karuniakan pada Azzam,,

Sampai akhirnya kami merasa harusnya bisa memiliki panduan yang jelas berdasarkan apa apa yang dinashkan dalan Quran dan Hadits,, Kami merasa telah dibukakan pintu oleh Alloh untuk menyusun kurikulum kami dengan dasar yang jelas,, Alhamdulillah,, kami berproses dan dengan pertolongan Alloh kami berusaha terus berproses,,

Sesudah membuat catatan, bunda berusaha memasukkan dalam tabel supaya (menurut bunda) lebih enak dilihat

Lagi lagi, usia untuk kami rasanya tidak akan terlalu mengikat,, (kecuali sesuatu itu sudah di contohkan dalam hadits yang sudah kami resapi dari kurikulum yang kami tulis sebelumnya)

Seperti untuk hafalan Al Qur’an, awalnya bunda dan ayah ngga punya target sama sekali untuk harus menghafal seberapa banyak,, Tetapi ternyata Alloh karunaiakan lain,, Azzam (subhannalloh) bisa menghafal dengan cukup cepat,, Diusianya sekarang (4 th) Azzam sudah menghafal sampai Surat Az Zalzalah (start dari An Nas) itupun hampir karena lebih banyak mendengar (baik yang dipakai ayah dalam sholat, murotal, atau “senandung” bunda sambil nemenin Azzam main),,

Untuk doa doa pun seperti itu,, doa doa yang ditulis dalam tabel sudah seluruhnya Azzam hafal dan insyaalloh selalu dibaca pada waktunya dan doa ditabel itu ditambah terus karena Azzam belum 5 tahun,, Semua doa dihafal Azzam karena sejak Azzam bayi, ayah dan bunda sudah selalu melantunkan doa ditelinganya dan bukan karena bunda atau ayah meminta Azzam menghafal doa doa itu,, Karena Doa itu adalah kebutuhan bukan sekedar “hafalan” yang harus disetor,,

Pun untuk keterampilan membaca Indonesia, membaca Iqro atau Al Qur’an, semuanya mengalir mengikuti karunia potensi yang Alloh berikan,,

Segala puji bagi Alloh,,

Wahai Robbul ‘Aliim,, kami sadari benar pajang jalan kami,, Panjang jalan untuk berusaha menyiapkan diri menunggu satu masa yang Kau janjikan seperti yang telah terucap dari lisan manusia mulia Muhammad saw.

Dari shahabat Hudzaifah:

تَكُوْنُ النُّبُوَّةُ فِيْكُمْ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُوْنَ، ثُمَّ يَرْفَعُهَا اللهُ إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا، ثَمَّ تَكُوْنُ خِلاَفَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ فَتَكُوْنُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُوْنَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا، ثُمَّ تَكُوْنُ مُلْكاً عَاضًّا فَتَكُوْنُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُوْنَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا، ثُمَّ تَكُوْنُ مُلْكاً جَبْرِيًّا فَتَكُوْنُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُوْنَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا، ثُمَّ تَكُوْنُ خِلاَفَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ. ثُمَّ سَكَتَ

“Akan ada masa kenabian pada kalian selama yang Allah kehendaki, hingga dihilangkan ketika Allah menghendaki. Lalu akan ada masa khilafah di atas manhaj nubuwwah selama Allah kehendaki, kemudian Allah mengangkatnya jika Allah menghendaki. Lalu ada masa kerajaan yang sangat kuat selama yang Allah kehendaki, kemudian Allah mengangkatnya bila Allah menghendaki. Lalu akan ada masa kerajaan (tirani) selama yang Allah kehendaki, kemudian Allah mengangkatnya bila Allah menghendaki. Lalu akan ada lagi masa kekhilafahan di atas manhaj nubuwwah.“ Kemudian beliau diam.” (HR. Ahmad, No 17.680, dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam As Silsilah Ash-Shahihah no. 5)

Waktu itu pasti datang,, Khilafah ‘ala Minhaj an Nubuwwah,, jika tidak dimasa kami Ayah dan Bunda, insyaalloh masa itu akan datang dimasanya Azzam,, Kami hanya ingin menyiapkan Azzam agar dimasanya nanti dia bisa bermanfaat untuk ummat dengan karyanya,, Insyaalloh,,,

Tidak mudah,, Tapi dengan penjagaan-Mu duhai Robbul Hafiidz,, kami yakin akan terpelihara,, Dengan kehendak dan karunia-Mu wahai Robbul Wahhaab,, semua menjadi mudah,,

Ridhoi kehidupan kami Alloh,, agar kelak syurga-Mu menyambut kami dengan ridho pula,, aamiin yaa robbal ‘alamiin,,